Rabu, 03 Agustus 2011

Buah Istigfar

Diriwayatkan bahwa seorang laki-laki mendatangi Hasan al-Bashri, seorang Tabi’in uang mulia, dan mengeluhkan kemiskinan kepadanya. Maka dia berkata kepada laki-laki itu, ‘Mohonlah ampun kepada Allah.’ Seorang laki-laki lain datang kepadanya mengeluhkan bahwa dia tidak mempunyai anak. Maka Hasan al-Bashri berkata kepadanya, ‘Mohonlah ampun kepada Allah.’ Laki-laki ketiga datang kepadanya mengeluhkan kekosongan kebunnya. Maka dia berkata kepada laki-laki itu, ‘Mohonlah ampun kepada Allah.’ Kemudian beliau membacakan kepada mereka firman Allah I:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّاراً
يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَاراً
وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَللَّكُمْ أَنْهَاراً
“Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS Nuh [71] : 10-12)
Referensi: The Most Excellent Manner in Asking Forgivenes (Afdhalul Istighfar). Syaikh Abdur Razak bin Muhisin Al-Abbad.

khayla.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar